“Hantu itu cuman kebohongan yang diberitahukan kepada anak-anak agar mereka tidak berbuat nakal” sambungnya.
Seketika dia membuyarkan lamunannya, bel sekolah sudah berbunyi. Itu artinya pagar sekolah sebentar ulang akan ditutup. David berlari menuju sekolah bersama harapan tidak terlambat untuk kesekian kalinya.
Kelas terjadi seperti biasa, membosankan. David meminta tersedia perihal yang seru hari ini. Tapi dia belum menemukan satupun perihal yang mengakibatkan dia tertarik. David memutuskan untuk segera pulang saja seusai sekolah. Tapi, hari ini dia memutuskan untuk lewat jalan yang berbeda untuk ke rumahnya. Dia menyita jalan memutar yang lumayan jauh. Sialnya, awan tiba-tiba jadi gelap.
Langit itu berubah jadi gelap, ditutupi awan hitam yang tandanya akan terjadi badai yang benar-benar kuat. Langit seakan-akan dambakan memuntahkan apa saja yang tersedia di dalamnya. Hujan rintik-rintik mengawali pergantian cuaca tersebut, David memutuskan untuk mencari tempat berteduh sebelum akan badai benar-benar datang.
Di sanalah dia, di sebuah tempat tinggal tua bersama dua lantai, David berteduh. Rumah itu seperti tempat tinggal yang sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, tidak terawat. Rumah itu punya halaman yang didominasi oleh semak liar, jendela yang sudah nyaris lepas, dan langit-langit yang dipenuhi oleh sarang laba-laba. David tidak benar-benar acuhkan bersama tempat tinggal yang lebih mirip tempat tinggal hantu daripada tempat tinggal orang itu. Dia tidak yakin di sana ada hantu.
Setelah Mereka Dari Rumah Tersebut mereka Melihat Di atas Rumah tersebut terlihat Sosok Wanita Yang Sedang Melabai Dengan Mereka Anggi Dan David terdiam Melihat Hal tersebut sampai Mereka Bertanya-tanya Dengan orang Sekitar tersebut Dan tanya Mereka Mendapatkan Hal Yang Membuat Mereka terkejut Dan Tertanya Rumah itu Emang di gunakan Untuk pergusihan Dan sampai Rumah Itu Di kenal Dengan Rumah Angker Dan warga Sekitar Tidak brani masuk atau pun lewat sana Sampai Sekarang.
No comments:
Post a Comment