Indonesia, Mistis - Saya bukan orang yang percaya akan hal-hal seperti menaklukkan seseorang menggunakan sebuah pellet. Saya pikir ini tahun 2018 masih ada yaa hal-hal semacam itu untuk dipercaya? Mungkin Ya bagi beberapa orang terutama untuk orang-orang yang berada dilingkungan cukup terpencil yang masih menggunakan ritual tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan termasuk pellet penakluk wanita. Saya hidup dikota yang cukup besar.
dengan hingar bingar kota yang memberikan pandangan logis sehingga saya tidak begitu percaya karena bagi saya tiada yang bisa lebih memberikan apa yang kita inginkan selain berdoa kepada Tuhan, bukan dengan menyembah atau ‘meritual sesuatu’.
Namun ternyata saya salah! Hidup dikota yang semua terfikir secara logika ini menutup mulut saya bahwa ternyata hal-hal seperti pellet ada disekitar saya, contoh nyata-nya adalah teman sekosan saya. Setelah saya pindah ke kos baru saya di salah satu sudut Kota Yogyakarta selama kurang lebih baru 2 bulan ini akhirnya saya cukup berkenalan dengan beberapa teman di kosan tersebut. Salah satunya sebut saja Rina (maaf saya samarkan). Kesan pertama masih biasa saja sampai akhirnya sering bertemu dan bercengkerama di salah satu kamar entah kamarku atau kamarnya dia cerita sana sini dan akhirnya kamipun akrab.
Hingga pada suatu malam dia didatangi oleh seorang laki-laki dan selang beberapa menit lelaki itu pergi. Tak lama setelah itu dia mengetuk kamarku dan kupersilahkan masuk, dengan raut muka yang agak pucat pasi ‘apa dia sedang sakit ya?’ batinku. Kuberanikan diri bertanya dulu karena masih diam, ‘kamu kenapa? Baik-baik saja kah?’. ‘tidak!’ begitu jawabnya singkat. Setelah itu dia menghela nafas dan dia menceritakan sesuatu yang sangat mengejutkanku yaitu di pellet.
Kurang lebih begini ceritanya, dia adalah seorang kembang desa dikampungnya yang cukup terpencil, pada saat umurnya 16 tahun katanya banyak sekali yang mendatangi rumahnya untuk melamarnya. Namun dia tidak mau karena ia ingin kuliah, orang tuanya termasuk warga yang berkecukupan dan tidak memaksanya untuk menikah terlebih dahulu karena memang kakaknyapun juga menempuh perguruan tinggi pula.
Akhirnya keluarganya menyuruhnya untuk segera mendaftarkan diri ke perguruan tinggi agar tidak semakin banyak laki-laki datang untuk melamarnya, niatnya baik sih katanya untuk melindungi putrinya dari mereka yang bisa jadi jahat gitu.
Singkat cerita ia diterima di salah satu kota dan akhirnya ia pergi. Ternyata ada salah satu orang yang tidak terima karena ditolak lamarannya dan semakin tidak terima melihatnya pergi meninggalkan desa tersebut. Si pria ini akhirnya menggunakan pelletnya untuk menggagalkan kepergiannya dengan cara menaburi air melati di depan jendela luar kamarnya dimalam hari selama 3 hari berturut-turut.
Sejak saat itu ia jadi seperti ‘kepincut’ dengan pria ini. Dengan tiba-tiba ia mengurungkan niatnya untuk pergi dan membuat orang tuanya cukup kaget karena katanya ia disuruh tinggal saja oleh si pria ini. Kemudian orang tuanya langsung mendatangi si pria ini dan dengan desakan demi desakan akhirnya ia mengaku bahwa menggunakan pellet penakluk wanita untuk membuatnya patuh dan tunduk sama perintahnya. Setelah itu karena ancaman dari keluarganya sendiri jika tidak melepas pellet itu akan dihukum mati akhirnya si pria terpaksa melepas pelletnya dan membiarkannya pergi dari kampung. Lalu bertemulah aku dengannya dikosan ini.
No comments:
Post a Comment